Otobiografi Amilia Bismil

19.47 Edit This 1 Comment »
Saya bernama Amilia Bismil lahir di Jakarta pada 22 januari 1990, merupakan bungsu dari 3 bersaudara. Saat ini saya sedang menjalani kuliah di Universitas Gunadarma, kakak saya yang pertama juga merupakan lulusan Universitas Gunadarma hingga jenjang S2, sedangkan kakak yang ke dua merupakan seorang prajurit polisi. Dibesarkan dengan didikan disiplin ala militer karena ayah merupakan seorang prajurit TNI AL dan sang ibu seorang guru SMP, namun kedua orang tua saya merupakan orang tua yang sangat demokratis.

Memulai pendidikan sekolah dasar pada tahun 1995 di SDN 03 pagi cilandak, 1 tahun lebih cepat dibanding teman-teman sebaya lainnya. Setelah tahun 2001 lulus SD saya melanjutkan ke SMP, ibu saya merupakan guru SMP namun saya enggan untuk masuk ke sekolah yang ibu saya ajar “engga bisa flirting dong”. Tahun 2005 saya melanjutkan SMA yang berada di daerah jagakarsa yaitu SMA N 49, sekitar 5km jarak dari rumah saya yang berada di komplek marinir cilandak. Walaupun prestasi di kelas tidak terlalu mencolok, saya mampu mengikuti teman-teman lain dalam memahami pelajaran. Terbukti dengan saya selalu masuk pada kelas unggulan dan selalu 10 besar di kelas.

Lulus tepat waktu pada tahun 2007 dan ingin menggapai cita-cita sebagai abdi negara ‘TNI’ . Lulus SMA saya tidak langsung kuliah namun satu tahun saya menganggur untuk memepersiapkan diri untuk tes penerimaan anggota TNI tersebut. Namun cita-cita pupus karena ternyata tinggi badan saya tidak cukup memenuhi persyaratan. Kecewa dan sedih itu pasti namun keluarga selalu memberikan dukungan yang selalu menguatkan, sampai akhirnya kekecewaan saya berubah menjadi spirit, saya yakin kalo Allah pasti mempunyai rencana lain yang terbaik untuk saya. Akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada tahun 2008 jurusan yang dipilih adalah sistem informasi. Karena selain dukungan orang tua dan keluarga menurut saya Sistem Informasi memiliki peluang besar lapangan pekerjaan.

Hidup itu terlalu indah untuk disesali. Sangat banyak anugrah Allah untuk kita yang wajib disyukuri ketimbang selalu meratapi cobaan yang Allah berikan kepada kita. Dan yang terpenting kita hidup bukan untuk sendiri tapi juga untuk berbagi kepada orang lain.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Apa kabar de? Maaf atas semuanya selama ini...