peran sistem informasi pada pemilihan pilkada

08.53 Edit This 0 Comments »
Kota Metropolitan, seperti Jakarta, yang maju di bidang teknologi informasi ternyata bukan yang pertama kali menerapkan kartu identitas tunggal atau single identity number/SIN di Indonesia. Ternyata sebuah kabupaten ”miskin” di Bali yang merintisnya dan telah mencapai sukses.

Jembrana—kabupaten itu—bahkan telah berhasil menyelenggarakan pemilihan kepala daerah secara elektronis.

Anggapan bahwa penerapan teknologi informasi butuh biaya lebih tinggi dari pada cara konvensional untuk melayani urusan administrasi publik, ternyata keliru. Pendapat ini dipatahkan Bupati Jembrana I Gede Winasa yang menggandeng Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (TIK-BPPT) Tatang A Taufik untuk membangun jejaring Jimbarwana Network atau JembranaNet pada tahun 2001.

Pembangunan JembranaNet terlaksana hanya berbekal komitmen pemimpin dan kebersamaan atau kegotongroyongan masyarakatnya. Untuk membangun jejaring, tiap simpul, baik itu di kantor desa maupun perguruan tinggi dan sekolah-sekolah hingga SD, sukarela merogoh koceknya beberapa juta rupiah untuk menyediakan seperangkat komputer dan akses ke internet dan telekomunikasi hingga membentuk telecenter.

Infrastruktur jaringan TIK itu merupakan pintu masuk bagi pengembangan aplikasi, bukan sekadar untuk mengakses informasi dan telekomunikasi, melainkan juga administrasi perkantoran serta layanan publik, seperti pengurusan surat identitas kependudukan hingga layanan kesehatan dan pendidikan secara elektronis.

Di sana diberlakukan satu nomor identitas untuk satu orang penduduk, untuk berbagai urusan administrasi. Nomor dan data itu dimuat di kartu cip. Dalam kartu ukuran 1 x 1 sentimeter persegi itu tersimpan beragam data, termasuk data biometrik, seperti sidik jari. Data ini bisa terus diperbarui sesuai kebutuhan pemegang kartu.

Kartu itu dilengkapi pengaman berupa sistem enkripsi atau pengacak guna melindungi akses transaksi uang dan info penting lainnya agar informasi dalam kartu tidak disadap.

Kartu ”sakti” itu juga diaplikasikan sebagai tanda bukti keabsahan seorang pemilih dalam pemilihan kepala daerah (pilkada). Kartu cip ini kunci penerapan sistem elektronik pada pemungutan suara (electronic voting), termasuk pada pilkada.

Kartu itu digunakan untuk verifikasi pemilih sehingga penyimpangan dalam proses pemilihan dapat dihindari. Ini didukung Sistem Informasi Administrasi Kependudukan. Sekali seseorang telah memberikan suaranya, maka kartu akan ditolak kotak verifikasi jika ia akan memilih di tempat lain.

Cara memilih pun sederhana, yaitu dengan menyentuhkan jarinya pada layar sentuh tepat di tanda gambar calon kepala daerah yang dipilihnya.

Cara ini memudahkan penduduk, termasuk yang awam sekalipun, dan mempercepat proses pemilihan dan penyelenggaraan pilkada. Tiap pemilih hanya butuh waktu 20 detik untuk memberikan suaranya sehingga waktu pemilihan jadi singkat. Waktu penghitungan suara pun singkat karena dilakukan secara otomatis atau online.

Pemilihan kepala dusun

Pemilihan secara elektronis, telah diterapkan pada pemilihan kepala dusun (pilkadus), sejak Juli 2009. ”E-voting dilaksanakan pada 54 pilkadus di Kabupaten Jembrana,” ujar Dewa Gede Agung Ary Candra, Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Kabupaten Jembrana.

Pemungutan suara secara elektronis itu bertujuan untuk menekan biaya penyelenggaraan pilkada. Penghematan biaya bisa lebih dari 60 persen dibandingkan pilkada konvensional dengan surat suara.

”Saat ini tengah disiapkan e-voting pemilihan kepala desa dan bupati yang akan dilaksanakan Juli nanti,” kata Dewa, akhir Februari di Kantor Pusat BPPT, Jakarta.

Saat ini, Panitia Khusus Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jembrana tengah mempersiapkan Rancangan Peraturan Daerah, antara lain mengatur tentang e-voting.

Sebagai persiapan pelaksanaannya, kini dilakukan penyempurnaan sistem dan pembuatan prosedur operasi yang standar (SOP). ”SOP dibuat untuk memperkecil terjadinya penyimpangan dalam proses pemilihan dan penghitungan suara,” kata Samargi, Asisten Direktur Bidang Sistem Informasi dan Komputasi BPPT.

Keberhasilan Jembrana dalam menerapkan e-voting dan kartu cip menjadi acuan bagi pemerintah pusat dalam hal ini Depdagri untuk menerapkan sistem serupa di daerah lain.

Penerapan e-KTP saat ini telah dimulai di Padang, Yogyakarta, Makassar, dan Cirebon. Ini merupakan langkah awal untuk melakukan e-voting pada Pemilu tahun 2014.

Kabupaten Jembrana juga menjadi contoh sukses menerapkan jejaring TIK sehingga penyelewengan birokrasi dapat diatasi dan efisiensi anggaran tercapai. Hasilnya, pendapatan asli daerah menjadi 3 kali lipat.

Indonesia Tanpa Korupsi

07.50 Edit This 0 Comments »

Menurut saya pribadi jikalau saja Indonesia terbebas dari korupsi, semua aspek akan maju dari mulai ekonomi, pendidikan, kerjasama dengan negara lain, dan masih banyak lagi. Korupsi sekecil apapun dan dalam bentuk apapun dapat merugikan diri sendiri, orang lain, bahkan negara.

Lebih dari itu, Indonesia tanpa korupsi bisa menjadi negara SUPER POWER. Bagaimana tidak? Kita memiliki laut, tanah, hutan, petambangan, perminyakan yang sangat melimpah dan berarti bisa menghasilkan rupiah sangat banyak untuk mensejahterakan masyarakatnya. Sangat disayangkan, para petinggi-petinggi di negara ini masih terbius dengan keinginan duniawi sesaat.

Saat ini Indonesia masuk dalam daftar negara terkorup se-Asia Tenggara serta nomer 6 paling korup se-Dunia, dan hal tersebut bukan hal yang patut kita banggakan.

Negara ini dibangun dengan keringat bahkan darah para pejuang kita, apakah hanya dengan segelintir orang yang serakah negara ini harus terpuruk? Untuk itu kita sebagai penerus bangsa sudah seharusnya saling teguhkan tekad untuk STOP KORUPSI SEJAK DINI !

Topik PI

20.17 Edit This 0 Comments »

Secara jujur sampai saat ini saya belum memiliki bayangan sedikitpun tentang PI, namun mata kuliah bahasa Indonesia yang merupakan softskill mengingatkan saya kepada hal tersebut yang sebentar lagi akan saya hadapai dan itu berarti saya pun mau tidak mau harus mempersiapkannya.


Saat ini saya sedang menggunakan kawat gigi di salah satu dokter di daerah cinere Jawa Barat. Dokter itu selalu ramai setiap harinya, namun amat sangat disayangkan karena dari segi penjadwalan pasang baru, jadwal kontrol pasien, serta pembayarannya (cash and credit) masih menggunakan manual. 2 suster yang membantu dokter gigi tersebut seringkali saya lihat kebingungan dan kerjanya lama karena harus bolak balik kertas. Untuk itu saya akan coba hal tersebut untuk bisa diatasi dengan solusi yang bisa membuat kerja meraka jadi efisien. judul yang cocok menurut saya adalah "SISTEM REGISTRASI DAN ADMINISTRASI PADA KLINIK GIGI DENGAN MENGUNAKAN VISUAL BASIC"

Insya allah ide saya bisa dibantu bapak/pembimbing nantinya dan Allah melancarkan rencana baik saya ini AMIN.

Otobiografi Amilia Bismil

19.47 Edit This 1 Comment »
Saya bernama Amilia Bismil lahir di Jakarta pada 22 januari 1990, merupakan bungsu dari 3 bersaudara. Saat ini saya sedang menjalani kuliah di Universitas Gunadarma, kakak saya yang pertama juga merupakan lulusan Universitas Gunadarma hingga jenjang S2, sedangkan kakak yang ke dua merupakan seorang prajurit polisi. Dibesarkan dengan didikan disiplin ala militer karena ayah merupakan seorang prajurit TNI AL dan sang ibu seorang guru SMP, namun kedua orang tua saya merupakan orang tua yang sangat demokratis.

Memulai pendidikan sekolah dasar pada tahun 1995 di SDN 03 pagi cilandak, 1 tahun lebih cepat dibanding teman-teman sebaya lainnya. Setelah tahun 2001 lulus SD saya melanjutkan ke SMP, ibu saya merupakan guru SMP namun saya enggan untuk masuk ke sekolah yang ibu saya ajar “engga bisa flirting dong”. Tahun 2005 saya melanjutkan SMA yang berada di daerah jagakarsa yaitu SMA N 49, sekitar 5km jarak dari rumah saya yang berada di komplek marinir cilandak. Walaupun prestasi di kelas tidak terlalu mencolok, saya mampu mengikuti teman-teman lain dalam memahami pelajaran. Terbukti dengan saya selalu masuk pada kelas unggulan dan selalu 10 besar di kelas.

Lulus tepat waktu pada tahun 2007 dan ingin menggapai cita-cita sebagai abdi negara ‘TNI’ . Lulus SMA saya tidak langsung kuliah namun satu tahun saya menganggur untuk memepersiapkan diri untuk tes penerimaan anggota TNI tersebut. Namun cita-cita pupus karena ternyata tinggi badan saya tidak cukup memenuhi persyaratan. Kecewa dan sedih itu pasti namun keluarga selalu memberikan dukungan yang selalu menguatkan, sampai akhirnya kekecewaan saya berubah menjadi spirit, saya yakin kalo Allah pasti mempunyai rencana lain yang terbaik untuk saya. Akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada tahun 2008 jurusan yang dipilih adalah sistem informasi. Karena selain dukungan orang tua dan keluarga menurut saya Sistem Informasi memiliki peluang besar lapangan pekerjaan.

Hidup itu terlalu indah untuk disesali. Sangat banyak anugrah Allah untuk kita yang wajib disyukuri ketimbang selalu meratapi cobaan yang Allah berikan kepada kita. Dan yang terpenting kita hidup bukan untuk sendiri tapi juga untuk berbagi kepada orang lain.