Braga Festifal
07.01 Edit This 0 Comments »Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Herdiwan Iing S mengaku Braga Festival 2009 kali ini keluar dari konsep yang dicetuskan penyelenggara. Meski dicerca dengan beragam pernyataan miring, Herdiwan menerimanya.
Herdiwan menuturkan gelaran yang dilaksanakan 4 hari yang dimulai pada tanggal 27 Desember kemarin, belumlah maksimal dengan konsep yang diinginkan pihaknya. Hal itu, menurutnya, akan menjadi pertimbangan dalam penyelenggaraan Braga Festival di tahun mendatang.
"Ini kelemahan kami yang harus diperbaiki di tahun depan," kata Herdiwan.
Saat mencuatkan konsep, pihaknya menginginkan persembahan yang menarik dan tidak biasa ditemui para pengunjung di festival tahunan tersebut, dengan menyajikan kekhasan Jawa Barat.
"Jenis kuliner yang ditampilkan ternyata yang sudah biasa ada di toko, bukan kuliner tradisional," katanya.
Ketika disinggung soal pendapat miring jika kesan Braga Festival seperti pemindahan Gasibu ke Braga, Herdiwan mengaku hargai pendapat itu.
"Saya hargai pernyataan seperti itu. Kami tidak gembira ketika banyak pengunjung seperti kerumunan saja, seharusnya ada kesan sehingga tahun depan pengunjung harus datang ke Jabar lagi," harapnya.
Ia menambahkan, faktor hujan yang menyebabkan sepinya pengunjung stand festival tidak bisa dijadikan alasan penyelenggara sebagai sebab sepinya pengunjung.
"Tahun depan tidak ada alasan karena hujan pertunjukan jadi tidak menarik. Karena ini memang musim hujan. Masa harus melawan musim hujan, kan tidak mungkin," kata Herdiwan.
Meski demikian, Herdiwan menilai gelaran ini sukses. Hal itu menurutnya terlihat dari ramainya pengunjung yang datang. Hal itu terlihat dari kemacetan sebagai dampak dari penyelenggaraan even tahunan tersebut. Banyaknya jumlah pengunjung yang memadati ruang pertunjukan di YPK dan AACC, yang ditaksirnya mencapai 600 orang pada setiap pertunjukan.
Herdiwan menuturkan gelaran yang dilaksanakan 4 hari yang dimulai pada tanggal 27 Desember kemarin, belumlah maksimal dengan konsep yang diinginkan pihaknya. Hal itu, menurutnya, akan menjadi pertimbangan dalam penyelenggaraan Braga Festival di tahun mendatang.
"Ini kelemahan kami yang harus diperbaiki di tahun depan," kata Herdiwan.
Saat mencuatkan konsep, pihaknya menginginkan persembahan yang menarik dan tidak biasa ditemui para pengunjung di festival tahunan tersebut, dengan menyajikan kekhasan Jawa Barat.
"Jenis kuliner yang ditampilkan ternyata yang sudah biasa ada di toko, bukan kuliner tradisional," katanya.
Ketika disinggung soal pendapat miring jika kesan Braga Festival seperti pemindahan Gasibu ke Braga, Herdiwan mengaku hargai pendapat itu.
"Saya hargai pernyataan seperti itu. Kami tidak gembira ketika banyak pengunjung seperti kerumunan saja, seharusnya ada kesan sehingga tahun depan pengunjung harus datang ke Jabar lagi," harapnya.
Ia menambahkan, faktor hujan yang menyebabkan sepinya pengunjung stand festival tidak bisa dijadikan alasan penyelenggara sebagai sebab sepinya pengunjung.
"Tahun depan tidak ada alasan karena hujan pertunjukan jadi tidak menarik. Karena ini memang musim hujan. Masa harus melawan musim hujan, kan tidak mungkin," kata Herdiwan.
Meski demikian, Herdiwan menilai gelaran ini sukses. Hal itu menurutnya terlihat dari ramainya pengunjung yang datang. Hal itu terlihat dari kemacetan sebagai dampak dari penyelenggaraan even tahunan tersebut. Banyaknya jumlah pengunjung yang memadati ruang pertunjukan di YPK dan AACC, yang ditaksirnya mencapai 600 orang pada setiap pertunjukan.
0 komentar:
Posting Komentar